Description
Demi menyeru Batara Guru, pantang larang dan syarat-syaratnya harus dipatuhi. Di Sanatorium Saranjana, Dewa Perang Mahasiku memupuk kekuatan. Pergelutan jiwa Norman yang dihantui entiti Mahasiku bertali arus saban hari.
Sang Ghaib menyusun setiap satu peristiwa dan tragedi seperti pemain catur, di mana Ezani dan Norman adalah bidak-bidaknya. Perseteruan antara dua beranak disuburkan dengan kelicikan Sang Ghaib yang merupakan intipati penting kepada kelahiran Batara Guru.
Antara kekeliruan, pengkhianatan dan muslihat-muslihat syaitan, Ezani mendepani kekuasaan Api Ilahi yang kian mekar dalam nubarinya.
Kekuasaan itu mahal harganya. Haruskah Ezani mengenepikan hakikat betapa ayahnya, Norman tidak lagi mampu kembali mendakap manusiawi?
Haruskah keris sembilan lok dibenamkan ke jantung Mahasiku bagi menamatkan petaka besar di masa akan datang?
Api Ilahi kian marak dan terus membakar.
Reviews
There are no reviews yet.